TRICHOMANES
Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi
Dosen Pembimbing:
Romaidi, M.Si.
Oleh:
Asnal Bidaah (09620018)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2011
1. Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Division: Polypodiophyta
Class: Polypodiopsida
Order: Hymenophyllales
Family: Hymenophyllaceae
Genus: Trichomanes
(Smith, 1866: 2)
2. Deskripsi
Trichomanes adalah salah satu jenis paku besar dari pada family Hymenophyllaceae ,yang dimasukkan kedalam jenis pakis bulu keras . Beberapa ahli botani menempatkan ini pada familynya sendiri, yaitu Trichomanaceae. Semua pakis pada Hymenophylloid clade adalah pakis yang sangat tipis , dengan jaringan pada daun secara khas yaitu 2 sel yang tebal. Bentuk yang kecil ini umumnya mengharuskan satu dari semua berda pada habitat yang lembab, dan daun palem ini sedikit banyak tembus cahaya. Pakis bulu keras nama menunjuk ke bulu kasar kecil yang berasal dari indusia dari pakis ini. Paling tidak jenis sesuatu sekarang diketahui untuk berada semata-mata di dalamnya langkah gametophytic. (Sowerby, 1843: 576).
Trichomanes mempunyai akar pendek, menjalar, agak tebal, biasanya terdapat bulu yang rapat, daun-daunnya agak tipis, terdapat senyawa pinnately, mulai dari ukuran kecil sampai sedang; semua segmen terakhir berada pada garis tepi, biasanya gundul,mempunyai penutup berbentuk piala, dengan panjang wadah ekstrusi (Tagawa, 1979: 82).
Trichomes Linn. ini terbatas menunujukkan konsep yang sempit, dengan deskripsi , sesuai dengan Vandenboschia Copl. Nom. Superfl. Untuk menunujukkan holttum (1955) dan Morton (1968), tipe dari Trichomanes mungkin adalah Trichomanes speciosum, dan beberapa dari 25 species, kebanyakan hidup di daerah yang beriklim tropis, termasuk genus yang tersebar secara merata. Tiga species diantaranya adalah asli dari Thailand (Tagawa, 1979: 82).
- Siklus Hidup
Trichomanes ini termasuk jenis paku homosfor yaitu hanya mempunyai satu macam spora (Hartini, 2005: 26).
- Manfaat
Diantanra manfaat dari tumbuhan paku jenis Trichomanes ini adalah banyak skali diantaranya sebagai berikut ( Smith, 1866: 27) :
i. Dapat digunakan sebagai tanaman hias karena bentuknya yang indah
ii. Rimpangnya dapat digunakan sebagai obat tradisional
iii. Daunnya juga dapat digunakan sebagai pupuk hijau
iv. Pucuk daun yang muda juga dapat digunakan sebagai sayuran
v. Dan untuk manfaat yang lain dari Trichomanes ini masih belum diketahui.
- Kunci Identifikasi
Tagawa (1979: 82) menyimpulkan bahwa “KUNCI SPESIES” dari genus Trichomanes adalah sebagai berikut:
a) Akar merambat pada pohon atau tebing: daun sederhana dan menyirip contoh: T. auriculatum
b) Akar merayap pada batuan atau pada tanah berpasir; daun menyirip decompound
1. Daun- daun saling berdekatan; sayap sumbu lebih sempit dari pada segmen- segmen yang terakhir contoh: T. maximum
2. Daun - daun bersepasi teratur; lebar sayap sumbunya sama atau lebih lebar dari pada segmen- segmen terakhir, pinnules tidak terpotong dalam contoh:
T. birmanicum
- Trichomanes auriculatum
(Plantamor, 2010)
· Deskripsi
Akar sangat panjang, merambat beberapa meter, 1,2- 1,8 mm diam., berbulu tebal pada sisi ventral. Stipesnya 2- 5 cm berjauhan, mempunyai sayap sangat sempit pada bagian atas, ketika muda berbulu, biasanya panjangnya kurang lebih 2 cm, daun- daunnya hanya menyirip, linear lanset, acuminatnya d puncak, penyempitan bertahap terhadap basis, panjang 20- 30 cm, lebar 3- 5 cm, pinnae sessile, genjang untuk oblong, miring, bulat di puncak, memotong acroscopially dan cunate basiscopically pada dasar, mencapai panjang 3 cm, luas 1,5 cm, lobed untuk berbagai tingkat, sayatan mencapai seperempat dari jalan atau dekat untuk costae, margin cuping bergigi, setiap gigi berisi vainlent tunggal, hijau untuk hijau tua. Sori terminal vainlets; penutup berbentuk tabung dengan mulut melebar, sessile, bersayap sempit, pnjangnya sekitar 2 mm, diamnya 0,6 mm.; wadah lama ekstrusi, ramping, melengkung (Tagawa, 1979: 83).
· Distribusi
Penyebarannya di India sampai Jepang, ke arah selatan munuju seluruh Malasia (type dari jawa) sampai New Guenia (Tagawa, 1979: 83).
· Ekology
Merambat pada batang- batang pohon, atau pada tebing biasanya di pegunungan yang berhutan lebat agak umum pada berbagai ketinggian (Tagawa, 1979: 83).
- Trichomanes maximum
(Plantamor, 2010) (Plantamor, 2010)
· Deskripsi
Akarnya merayap, tebal, 2 mm atau lebih diam, padat tertutup dengan rambut gelap keclokatan dan kaku, pada bagian atas, berbulu pada dasar, panjang 10- 20 cm. Daun- daunnya berbentuk lonjong deltoid, akut di puncak, satu dari dua pasangan dari pinnae basal yang lebih kecil dari pada diatas garis berikutnya yang membentuk bulat di dasar, panjang 15- 25 cm, lebar 10- 15 cm, decompound halus untuk quadripinnatifid; seluruh malai smpit dan bersayap, seluruh sayap dan datar; pinnae oblong subdeltoid sampai oblong lanceolate, akut untuk acuminate di puncak, cuneatenya tidak merata, dan mengintai di dasar, panjangnya lebih besar 10 cm, lebar 3cm,luas akhir segmen sekitar 0,5 – 0,7 mm, pada sudut sempit ke devisi berikutnya dari daun palem, cukup bulat untuk akut di puncak, sering melengkung di puncak, sering melengkung dalam hati, sayap berbagai sumbu sempit dari pada lobus utama, semuanya datar. Sori terletak pada aksila lobus yang pendek, biasanya dekat dengan pinna atau pinnule rachis; punutup berbentuk tabung, dengan tangkai pendek dan mulut melebar, bersayap sempit, panjang sekitar 2 mm, diam 0,7 mm, mulut 1 mm atau lebih dari diam ( Tagawa, 1979: 83- 84).
· Distribusi
Distribusinya pada daerah tropis di Asia (tipe dari jawa) dan Polynesia (Tagawa, 1979: 84).
· Ecology
Pada batuan lembap yang berlumpur atau pada tanah berpasir basah dekat sungai, di hutan lebat suram, agak umum pada berbagai ketinggian (Tagawa, 1979: 84).
- Trichomanes birmanicum Bedd.
(Plantamor, 2010) (Plantamor, 2010)
· Deskripsi
Akar panjang merayap, lebih dari 1 mm diam, padat tertutup dengan rambut gelap kehitaman. Stipesnya lebih dari 1 cm dari yang lain, hampir jelas bersayap ke dasar, berbulu ketika masih muda, panjang 2,5- 5 cm. Daun- daun oblong lancoelate, akut puncak, berbentuk bulat untuk hati di dasar, panjang 6- 10 cm, lebar 2- 4 cm, tripinnatifid; malai bersayap throghout, sayap lebih dari 0,5 mm luas pada setiap sisi, keseluruhan dan rata, pinnae subdeltoid ( lebih besar) untuk bulat telur (yang atas), cukup akut di puncak, luas cuneate untuk subtruncate pada dasar, segera tangkai bersayap, dalam yang lebih besar sekitar 2 cm panjang dan lebar, akhir segmen sempit, luas 0,3 mm, akut di puncak, tidak begitu dalam membedah, sayap berbagai sumbu biasanya lebih luas dari pada lobus terakhir, warnanya hijau tua. Sori pada segmen- segmen axial yang pendek, biasanya pada basal acroscopic potions dari pinnules atau pada pinnules kedua, penutup berbebtuk tabung dengan mulut kecil yang melebar dan tangkai pendek, panjang 1,5 mm. Diam 0,7 mm (Tagawa, 1979: 84).
· Distribusi
Distribusinya di Burma (tipe dari Moulmein), Cina, Indocina dan Jepang (Tagawa, 1979: 84).
· Ekology
Pada pasir yang basah atau pada batuan lembap berlumpur biasanya pada hutan hijau di dekat sungai, agak jarang, menengah untuk ketinggian tinggi (Tagawa, 1979: 84).
· Catatan
Trichomanes birmanicum biasanya terdapat di pertanian daerah suhu hangat di Asia dan berbeda pada ukuran, dan biasanya ketebalan dari akar yang erat pada Trichomanes radicans Sw., yang mana distribusinya pada daerah tropis dan sub tropis (Tagawa, 1979: 84- 85).
v Trichomanes contains the following species (but this list may be incomplete) (Smith, 1866: 467):
ü Trchomanes javanicum. Blume (PAKIS KARTAM)
(Plantamor, 2010) (Plantamor, 2010)
· Deskripsi
Di jawa tumbuhan ini belum dikenal kegunaannya, karena tidak mempunyai nama daerah. Hidupnya ditanah dan menumpang pada pohon lainnya. Paku ini terutama terdapat d hutan-hutan datarn rendah pada daerah terbuka maupun di daerah lembap, dan sering ditemukan pula pada batu- batuan. Karena sifat tumbuhan inilah paku jenis ini mempunyai akar rimpang yang kuat dan tegak. Pada akar rimpang itu tumbuh seberkas ental yang bentuknya kadang- kadang menyirip. Tangkainya berbulu ketika masih muda. Anak daunnya bergerigi, dan tanpa membentuk banyak belahan. Pada anakn daun sering kali dijumpai adanya bulu-buly (Sastrapradja, 1978: 4).
· Sistem Reproduksi
Tidak seperti pada jenis paku lainnya, sori paku ini terdapat pada ujung anak daun dan terletak di lapisan luar ental subur. Ental subur mempunyai belahan- belahan anak daun yang lebih dalam, dan pada setiap ujung belahan terdapat indusia yang bentuknya seperti tabur tebal, agak bersayap dan bagian mulutnya memepet. Sori yang terdapat mengelompok, pada cawan ini terletak diujung indusianya (Sastrapadja, 1978: 5).
· Manfaat
Di Malaya, tumbuhan ini sudah tidak asing lagi bagi penduduk karena penduduk sering menjumpainya tersebar luas di hutan- hutan. Selain itu juga penduduk serinh memanfaatkan material keringnya yang di campur dengan bawang merah dan bawang putih untuk obat sakit kepala. Penelitian yang lebih lanjut mengenai kegunaan tumbuhan itu perlu dilakukan (Sastrapadja, 1978: 6).
ü Trichomanes speciosum
(Duncan, 1986: 1)
Occasional in caves and beneath rock overhangs. Tolerates great darkness. Only found on acid rock. Mats not more than about 10 mm deep, can be of any breadth. ID: Looks like a small moss or alga and needs very close examination to distinguish from these, but it can be done with a 10x lens and a good torch. Does not look like any other fern gametophyte. The plant is made up of filaments which branch more or less at right angles. In places on the filaments are colourless or pale brown rhizoids. There are also gemmae which are like small bits of filament joined by their middles to the main filament by a short stalk, creating a T shape. I hope to have pictures showing these features soon. Other features: This is the only British fern whose gametophytes can reproduce without a sporophyte generation. With other ferns, the plant that we are all familiar with is the sporophyte, and the tiny gametophytes are rarely noticed. But the Killarney Fern gametophyte is found in many areas, including Skye, where the sporophyte has never been known to occur (Duncan, 1986: 3)
( Duncan,1986: 3)
Perennial feltlike mat of branching filaments, gemmiferous and unique amongst European ferns in its ability to exist forever as a gametophyte. Restricted to dark, humid recesses, crevices and caves in a range of acidic to neutral rocks. The independent gametophytic generation of this species was only discovered in 1989, by Don Farrar, but by 1997 it had been recorded in 38 vicecounties (Rumsey, Jermy and Sheffield, 1998). Found in Somerset for the first time in 2008, by Matt Stribley, at two locations on Exmoor, both in dark, humid rock crevices beside the River Barle. In 2009, a third site was discovered by Fred Rumsey at Holford, in the Quantocks, here again the species grows in rock crevices above a stream. Somerset sites fall within the British distribution, which is mainly northern and western, with some sites in Sussex (Duncan, 1986: 7).
ü Asplenium trichomanes
(Plantamor, 2010)
(Plantamor, 2010)
Scientific name: Asplenium trichomanes L., Sp. Pl. 2: 1080 (1753)
subsp. trichomanes
Common name: dolerite spleenwort (Wapstra et al. 2005)
Group: vascular plant, pteridophyte, family Aspleniaceae
Status: Threatened Species Protection Act 1995: vulnerable Environment Protection and Biodiversity Conservation Act 1999: Not listed
Distribution: Endemic status: Not endemic to Tasmania Tasmanian NRM Region: North
Ø IDENTIFICATION AND ECOLOGY
Asplenium trichomanes subsp. trichomanes is a fern with clusters of 5 to 25 cm long fronds arising from a short, thick rhizome. The small pinnae curl under in dry times though the fern quickly recovers when moisture becomes available. When fertile, ripe sporangia can cover the lower surface of the pinnae (Duncan & Isaac 1986). The fern can resprout from its thick rhizome following fire or other damage. Asplenium trichomanes subsp. trichomanes can be identified year round (Holttum, 1966: 28).
Ø DESCRIPTION
Asplenium trichomanes subsp. trichomanes arises from a short, thick rhizome covered with very dark, shiny, coarse, lattice-like scales. Fronds are clustered, erect and 5 to 25 cm long. The stipe is short, brittle, shiny, black and flattened above, with a tuft of scales at its base. The lamina is deep green, linear, pinnate and firm in texture. The rachis is shiny, blackish, brittle and grooved with narrow, fragmented wings. There are 15 to 40 pairs of shortly stalked pinnae arranged asymmetrically. The pinnae are oblong to oval, 4 to 10 mm long with deeply crenate to almost entire margins. The veins are obscure but minor veins branch pinnately from the midvein. After 6 to 12 months, the lower pinnae are often deciduous leaving small projections. Sori on the undersurface of pinnae are arranged in 3 to 6 pairs along the minor veins, oblique to the midvein. Each sorus is protected by a pale, thin indusium with an irregular margin, opening towards the centre of the pinna (Holttum, 1966: 29).
Ø DISTRIBUTION AND HABITAT
Asplenium trichomanes subsp. trichomanes occurs in Tasmania, Victoria and New South Wales (where it is rare), and is also known from Indonesia, Asia, Europe and North America (Garrett 1997). Within Tasmania, Asplenium trichomanes subsp.
trichomanes has been recorded from three sites in the northeast: Mt Durham, Huntsmans Cap, and Valley Road on the northern flanks of the Fingal Tier (Figure 1; Garrett 1995, 1996 & 1997). The linear extent of the sites is about 13 km, the extent of occurrence 7 to 8 km2, and the area of occupancy approximately 1 ha. Asplenium trichomanes subsp. trichomanes occurs on exposed dolerite outcrops in dry sclerophyll forest in areas of low rainfall between 450 and 680 m above sea evel (Garrett 1997). Plants grow on northwest to northeast facing outcrops in the shallow soil of crevices (Plate 2) or sloping rock platforms. Co-occurring ferns may include the xerophytes Cheilanthes austrotenuifolia, Pleurosorus rutifolius and Pellaea calidirupium. (Garrett 1995).
Ø CONFUSING SPECIES
This taxon is quite distinctive and is easily distinguished from Asplenium trichomanes subsp. quadrivalens in that the pinnae are quite widely spaced, rounded and scarcely longer than they are wide. Asplenium trichomanes subsp. quadrivalens is usually associated with limestone whereas Asplenium trichomanes subsp. Trichomanes occurs on non-calcareous rock, in Tasmania, always dolerite. Asplenium trichomanes subsp. quadrivalens has twice as many chromosomes as Asplenium trichomanes subsp. trichomanes (Duncan & Isaac 1986).
Ø POPULATION ESTIMATE
Approximately 230 plants have been recorded in total, with the majority of plants in the Mt Durham subpopulation which is composed of 2 sites (Table 1). Likely sites for Asplenium trichomanes subsp. trichomanes were identified in 1995 (Garrett 1995) and targeted surveys conducted in 1996 for the 1997 Regional Forest Agreement (RFA). No new sites have been identified since, despite the taxon aving some priority given its status as an RFA priority species and searches by fern enthusiasts. The likelihood of sufficient new subpopulations or numbers of mature individuals being discovered to not allow the taxon to meet the criteria for vulnerable is considered low (Duncan, 1986: 7).
Ø THREATS, LIMITING FACTORS & MANAGEMENT ISSUES
Threats to Asplenium trichomanes subsp. trichomanes include:
• exposure to drying from operations such as quarrying and inappropriate timber harvesting techniques;
• competition from pine wildlings;
• an inappropriate fire regime;
• stochastic risk of extinction.
In Europe, Aspleniaceae is the family with the largest number of species within the Pteridophyta. The genus Asplenium L. comprises several taxonomically critical species complexes, including the Asplenium trichomanes group, which shows complicated patterns of minor morphological and significant karyological variation. The evolutionary history and relationships among taxa in this group have been intensively studied inW, S and N Europe (Lovis 1964, Tigerschiold 1981, Reichstein 1984, Nyhus 1987, Rasbach et al. 1990, 1991, Bennert & Fischer 1993, Jessen 1995, Vogel et al. 1998, 1999a, 1999b, Hilmer 2002). However, morphological variation and the distribution of these taxa are insufficiently known in C and E Europe, as they are often not adopted in local floras or checklists (Futak 1966, Křisa 1988, Mirek et al. 1995, Ciocarlan 2000, Kubat et al. 2002, Fischer et al. 2005). The reasons for ignoring the taxa within Asplenium trichomanes group are (i) the lack of diagnostic morphological characters, (ii) frequent co-occurrence
at their localities, and (iii) hybridization among the taxa (see Fig. 1). The aims of this study were to: (i) determine DNA ploidy levels within the Asplenium trichomanes group in the Czech Republic, (ii) analyse morphological variation in the group and (iii) compare recognized morphological units with morphological characteristics of the taxa known from the literature and (iv) evaluate discriminating ability of the morphological characters studied. Summaries of habitat preference of individual taxa from the Asplenium trichomanes group and of their distribution in the Czech Republic are presented in another paper (Duncan, 1986: 10).
Taxonomic survey of the Asplenium trichomanes group in Europe
The Asplenium trichomanes group includes cytologically and ecologically distinct taxa with almost worldwide distribution, which are obviously still undergoing active evolution (Lovis 1973, 1977). These taxa are usually distinguished at the subspecific level (Reichstein 1984, Viane et al. 1993, Frey et al. 1995). The ploidy differentiation (diploid to hexaploid level) in the Asplenium trichomanes group was discovered in the second half of the 20th century (Manton 1950). Diploid, triploid, tetraploid, and hexaploid cytotypes are known from Europe (Reichstein 1981, Nyhus 1987, Bennert & Fischer 1993, Jessen 1995, Hilmer 2002). In C Europe, five subspecies (two at the diploid and three at the tetraploid level) of the Asplenium trichomanes group are recognized, sharing minor variation in morphology but differing mostly in ecology (Lovis et al. 1989, Bennert & Fischer 1993). Two diploid (2n = 2x = 72) taxa, Asplenium trichomanes L. subsp. trichomanes and A. t. subsp. inexpectans Lovis, are known. Asplenium trichomanes subsp. trichomanes is an obligate calcifugous plant, growing only on siliceous or serpentine rocks (Meyer 1962, Rothmaler 1963, Reichstein 1981, 1984). Asplenium trichomanes, the nominate subspecies, was described from Scandinavia by Linne (1753). A. t. subsp. inexpectans, which was described from Austria (Langenbrucke), is a rare, strictly calciphilous taxon, growing on limestone and dolomite rocks (Lovis 1964, Reichstein 1981, 1984). Tetraploid cytotypes (2n = 4x = 144) are relatively polymorphic. At present, four taxa of this ploidy level are distinguished throughout Europe. Three of them occur in C Europe, with A. t. subsp. quadrivalens D. E. Mey. being the most common taxon (Meyer 1962, Lovis 1964, Reichstein 1984). This subspecies occurs on both calcareous and siliceous rocks, as well as on man-made habitats (walls, quarries) and is described from Germany (Bavaria, Ruhpolding) (Meyer 1962). Autotetraploid origin of this taxon is assumed, because of the chromosomal behaviour of A. t. subsp. trichomanes (Bouharmont 1972, Reichstein 1981). This cytotype is supposed to have arisen by autopolyploidization from a triploid (2n = 3x = 108) hybrid A. t. subsp. quadrivalens × A. t. subsp. trichomanes [A. t. nothosubsp. lusaticum (D. E. Meyer) Lawalree], but the cytological data were never published (Rasbach et al. 1991). Another hexaploid type of A. trichomanes, probably of different origin than the previous one, was discovered and cytologically confirmed (Bennert et al. 1989) in S Spain. The origin of this hexaploid type from a triploid hybrid, A. t. subsp. coriaceifolium × A. t. subsp. inexpectans (A. trichomanes nothosubsp. malacitense H. Rasbach, K. Rasbach, Reichst. et H.W. Bennert) (Rasbach at al. 1990, 1991)
was confirmed by isoenzyme analysis (Bennert & Fischer 1993). About nine hybrid combinations among the individual taxa of the Asplenium trichomanes group are known (see Fig. 1). Most of these hybrids are of natural origin with two only produced under artificial conditions (Reichstein 1981, Lovis & Reichstein 1985, Cubas et al. 1989, Bennert & Fischer 1993, Jessen 1995, Vogel et al. 1998). Depending on the ploidy level of the parental plants, the hybrids can be diploid (only artificially induced ones), triploid, or tetraploid. Hybrids can be identified easily by their aborted spores and intermediate morphology ( Duncan, 1986: 9).
DAFTAR PUSTAKA
Duncan, B.D. & Isaac, G. (1986). Ferns and Allied Plants of Victoria, Tasmania and South
Australia. Melbourne University Press, Carlton, Victoria.
Hartini, S. 2005. Laporan Eksplorasi Flora di Cagar Alam Sago Malintang Sumatera Barat. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Holttum, R.E. 1966. A Revised Flora of Malaya. Vol.II. Ferns of Malaya. Singapore: uthority Government Printing Office.
Plantamor. 2010. http: //www. Plantamor.com/Pteridophyta/ index. Php? Plants= 812
Sastrapradja, S., J.J. Afriastini, D. Darnaedi, dan E.A. Widjaja.1978. Jenis Paku Indonesia. Bogor: Lembaga Biologi Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Smith, John. 1866. Gerden Fern: or Coloured figures and descriptions.
Sowerby, James. dkk. English Botany : or, Coloured figures of British Plants. Inggris: Universitas Harvard
Tagawa, M. dan Iwatsuki, K. 1979. Flora of Thailand Volume Three Part One. Bangkok: Printed in Thailand at the Tastr Press.
Smith, John. 1866. Gerden Fern: or Coloured figures and descriptions. S
Tagawa,